Sejarah Pangeran Diponegoro dalam siasat perang gerilya

Sejarah Pangeran Diponegoro dalam siasat perang gerilya

Pangeran Diponegoro menggunakan siasat Perang Gerilya, sehingga membuat Belanda sulit menangkap beliau. Beliau dibantu oleh Kyai Maja (Surakarta), Sentot Alibasyah Prawirodirjo, Pangeran Suryo (Mataram), Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Pak-Pak (Serang). Bnayak sekali yang mendukung. Terbukti, 15 pangeran dari 29 pangeran di Yogyakarta, 41 bupati se-Jawa mendukung beliau.

Belanda sudah menggunakan beberapa cara untuk menangkap pangeran Diponegoro, namun selalu gagal. Termasuk menyediakan uang puluhan ribu Gulden untuk siapa saja yang dapat menangkap Pangeran. Tahun 1827, Belanda melancarka strategi Benteng Stelsel. DI setiap daerah yang telah dikuasai Belanda, selalu didirikan benteng dengan sarana yang lengkap. Beberapa pimpinan pasukan Diponegoro, seoerti Sentot Alibasyah dan Pangeran Mangkubumi berhasil ditangkap. Namun Pangeran Diponegoro belum juga tertangkap. 

Akhirnya beliau dijebak. Bagaimana caranya? Beliau diajak Belanda untuk berunding. Namun ternyata Beliau malah ditangkap pada tanggal 28 Maret 1830 ketika sedang berunding di Magelang. Yang menangkapnya bernama Jendral Henrick de Kock. Pangeran Diponegoro dibuang ke Benteng Amsterdam di Manado. Empat tahun kemudian ia dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai meninggalnya tanggal 8 Januari 1855. Beliau dimakamkan di Kampung Melayu, Makassar.

Nah, demikian kisah sejarah singkat mengenai sejarah Pangeran Diponegoro hingga wafatnya. Kita patut menghormati perjuangan beliau demi Indonesia tercinta.

Komentar